Senin, 31 Oktober 2011

makalah motivasi belajar

BAB I
PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG
Sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dalam
pasal 3 dinyatakan bahwa fungi s pendidikan nasional adalah
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
Untuk mewujudkan hal tersebut dibutuhkan peran serta dari
semua pihak, antara lain adalah lembaga pendidikan. Berbagai upaya
terlah dilakukan oleh lembaga pendidikan utuk meningkatkan mutu
pendidikan, seperti penyediaan media pembelajaran laboratorium
perpustakaan dan para penyelenggara pendidikan terutama tenaga
pengajarnya. Di sisi lain untuk meningkatkan kualitas pendidikan
diadakannya tes setiap akhir semester untuk mengetahui prestasi siswa
dalam menyerap materi pelajaran yang diberikan serta untuk mengetahui
sejauh mana keberhasilan guru dalam menyajikan materi pelajaran dalam
kurung waktu tertentu sesuai dengan kurikulum. Peningkatan kualitas
guru pun dalam proses belajar mengajar termasuk salah satu upaya
peningkatan mutu pendidikan.
Dalam proses pendidikan, peserta didik / siswa merupakan sentral
dalam proses pendidikan. Mereka adalah sumber daya manusia yang
harus dikembangkan potensinya. Dalam hal ini, guru menempati posisi
yang sangat strategis dalam mengembangkan potensi peserta didik.
Sebagai pengajar guru seyogyanya membantu perkembangan
siswa untuk dapat menerima dan memahami serta menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi. Untuk itu guru harus memotivasi siswa agar
senantiasa belajar dalam berbagai kesempatan. Pada akhirnya, seorang
guru dapat memainkan perannya sebagai motivator dalam proses belajar
mengajar bila guru itu menguasai dan mampu melakukan keterampilan-keterampilan didaktik dan metodik yang relevan dengan situasi dan
kondisi para siswa. Dengan demikian siswa dapat menyerap apa yang
telah diajarkan oleh guru dan besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan
dan perkembangan potensinya.

II. TUJUAN PENULISAN MAKALAH
Makalah ini ditulis sebagai salah satu tugas mata kuliah Pengantar Manajemen. Makalah ini dibuat dengan harapan dapat menambah pengetahuan pembaca mengenai tugas guru menjadi motivator siswa dalam mengembangkan potensinya.














BAB II
ISI
I. Kebahagiaan Menjadi Seorang Guru
Kebahagiaan adalah ide yang sangat abstrak dan bersifat sangat subyektif. Kebahagiaan dapat terkait dengan tercapainya suatu keinginan atau kebutuhan kita. Tetapi kebahagiaan seorang guru menurut saya sangat terkait dengan tanggung jawabnya mendidik dan mengajarkan nilai-nilai penting dan inspiratif terhadap para siswanya. Ketika seorang guru dapat melakukan beberapa hal berikut ini kemungkinan besar ia dapat memiliki semua sumber kebahagiaan bahkan lebih dari semua yang dipaparkan oleh Storm Jameson tersebut.
Seorang guru bahagia karena ia mencintai profesi sebagai pendidik. Ia mendapatkan kepuasan tersendiri ketika dapat mendidik para murid, walaupun mungkin kehidupan pribadi mereka sederhana dan jauh dari kemewahan. Seorang guru akan jauh lebih bahagia, jika apa yang telah mereka lakukan tak hanya membuat para murid pintar melainkan menginspirasi bahkan menggerakkan para murid untuk mengubah diri mereka menjadi lebih baik.
Mencintai proses pembelajaran dengan memperluas wawasan ilmu pengetahuan melalui berbagai macam buku, seminar, kaset, radio dan lain sebagainya adalah sumber kebahagiaan seorang guru. Karena tanggung jawab seorang guru bukanlah sekedar menjelaskan subyek atau materi pelajaran, melainkan memberikan contoh sikap bahwa kemauan untuk terus belajar dapat meningkatkan kreatifitas dan memaksimalkan potensi diri. Seorang guru akan semakin bahagia jika mampu menginspirasi para siswa belajar lebih giat.
Rasa syukur yang besar terhadap Tuhan YME mendatangkan keindahan dan kebahagiaan. Rasa syukur membuat guru lebih bahagia, karena rasa syukur itu membuatnya dapat menjelaskan ilmu pengetahuan kepada para muridnya dengan bahasa yang positif pula. Ia akan lebih bahagia jika sikap yang positif serta ilmu pengetahuan yang ia sampaikan menginspirasi para muridnya untuk lebih kreatif dan positif dalam menggunakan ilmu pengetahuan tersebut.
Seorang guru akan bahagia jika tidak membebani hidupnya dengan orientasi mendapatkan imbalan. Ia bahagia karena tidak pernah mengharap balas jasa dari murid atas semua yang diberikannya. Ia sudah cukup senang dapat mengabdikan diri untuk membentuk para tunas bangsa menjadi sumber daya manusia yang berkualitas.
Guru akan bahagia jika berhasil membangkitkan semangat para murid yang nyaris terpuruk karena kehilangan jati diri. Untuk semua itu ia akan rela melakukan apapun, walaupun harus menghadapi banyak kesulitan. Mendampingi dan membentuk anak-anak didik menjadi tegar dan optimis, baginya jauh lebih menyenangkan dibandingkan apapun juga.
Seorang guru bahagia, jika ia menjadi diri sendiri dan tidak membandingkan dengan orang lain. Ia bebas berekspresi sebagai diri sendiri dalam menyampaikan ilmu pengetahuan agar terserap dan bermanfaat bagi anak didiknya. Ia akan berbahagia jika etika yang ia tunjukkan itu dapat menumbuhkan keberanian para murid untuk menjalani kehidupan dengan jujur dan menghargai diri sendiri.
Guru bahagia karena ia mencintai murid-muridnya, bagaimanapun keadaan mereka. Ia menikmati saat bersama-sama berjuang melawan keterbatasan diri dengan ilmu pengetahuan dan budi pekerti. Sebagaimana M. Scott Peck mengatakan, “When we love something it is of value to us, and when something is of value to us we spend time with it, time enjoying it and time taking care of it. – Ketika kita mencintai sesuatu maka itu akan berarti bagi kita. Ketika sesuatu berarti bagi kita, maka kita akan senang menghabiskan waktu untuknya, menikmatinya, dan memeliharanya”.
Guru yang bahagia adalah guru yang terus memperkaya ilmu pengetahuannya. Dengan demikian ia dapat mengkreasikan metode mengajar, sehingga para murid dapat dengan mudah menyerap ilmu pengetahuan yang ia sampaikan. Semakin luas ilmu yang ia miliki, semakin mudah baginya mengubah kesulitan hidup menjadi anugrah yang membahagiakan.
Seorang guru bahagia, karena kehidupannya berjalan seimbang. Keseimbangan tersebut dikarenakan ia mampu memanajemen waktu. Ia dapat menggunakan waktu secara efektif dan proprosional untuk diri sendiri, keluarga, profesi, kegiatan sosial, belajar dan beribadah.
Sumber kebahagiaan seorang guru berasal dari dalam dirinya sendiri. Ia bahagia ketika mampu menginspirasikan harapan, kebahagiaan, kekuatan sekaligus nilai-nilai moralitas kepada generasi masa depan. Ia akan lebih bahagia jika para anak didik itu mampu melakukan hal serupa dengan dirinya.
II. Motivasi Belajar

a. Pengertian Motivasi
Sebagian besar pakar psikologi menyatakan bahwa motivasi
merupakan konsep yang menjelaskan alasan seseorang yang berperilaku.
Pengertian ini masin bersifat umum, sehingga banyak dihadapkan pada
pembahasan spesifik tentang makna motivasi yang dilandasi oleh berbagai
asumsi dan terminologi. Demikian pula masalah yang paling mendasar dalam
mehami konsep motivasi adalah tidak adanya kemampuan seseorang dalam
mengamati dan menyentuhnya secara langsung. Konsep motivasi yang
dikenal di dalam literatur psikologi merupakan konstruk hipotetik dan
motivasi itu memberikan ketetapan yang menjelaskan tentang kemungkinan
sebab-sebab perilaku siswa. Oleh karena itu motivasi tidak dapat diukur
secara langsung, seperti halnya mengukur panjang atau lebar suatu ruangan.
Jadi pengertian motivasi adalah merupakan proses internal yang
mengaktifkan, memandu dan memelihara perilaku seseorang secara terusmenerus.

b. Pentingnya motivasi dalam belajar
Motivasi adalah penting, bahkan tanpa kesepakatan tertentu mengenai
definisi konsep tersebut. Apabila terdapat dua anak yang memiliki
kemampuan sama dan memberikan peluang dan kondisi yang sama untuk
mencapai tujuan, kinerja dan hasil-hasil yang dicapai oleh anak yang
termotivasi akan lebih baik dibandingkan dengan anak yang tidak termotivasi.
Hal ini dapat diketahui dari pengalaman dan pengamatan sehari-hari. Secara
sederhana dapat dikatakan bahwa apabila anak tidak memiliki motivasi
belajar, maka tidak akan terjadi kegiatan belajar pada diri anak tersebut.
Walaupun begitu hal itu kadang-kadang menjadi masalah, karena motivasi
bukanlah suatu kondisi. Apabila motivasi anak itu rendah umumnya
diasumsikan bahwa prestasi siswa yang bersangkutan akan rendah.

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar
Ada 6 faktor yang di dukung oleh sejumlah teori psikologi dan
penelitian terkait yang memiliki dampak substansial terhadap motivasi belajar
siswa.
1. Sikap
Sikap merupakan kombinasi dari konsep, informasi, dan emosi yang
dihasilkan di dalam predisposisi untuk merespon orang, kelompok,
gagasan, peristiwa, atau objek tertentu secara menyenangkan atau tidak
menyenangkan.
2. Kebutuhan
Kebutuhan merupakan kondisi yang dialami oleh indivisu sebagai suatu
kekuatan internal yang memandu siswa untuk mencapai tujuan.
3. Rangsangan
Rangsangan merupakan perubahan di dalam persepsi atau pengalaman
dengan lingkungan yang membuat seseorang bersifat aktif.
4. Afeksi
Konsep afeksi berkaitan dengan pengalaman emosional, kesemasan,
kepedulian, dan pemilikan dari individu atau kelompok pada waktu
belajar.
5. Kompetensi
Teori kompetensi mengasumsikan bahwa siswa secara alamiah berusaha
keras untuk berinteraksi dengan lingkungan secara efektif.
6. Penguatan
Penguatan merupakan peristiwa yang mempertahankan atau meningkatkan kemungkinan respon.

d. Teori-teori motivasi
Ada 5 teori yang mendukung untuk memotivasi siswa :
1. Teori belajar helavioral
Konsep motivasi erat hubungan dengan suatu prinsip bahwa
perilaku yang diperkuat di masa lalu adalah lebih mungkin diulangi
lagidibandingkan dengan perilaku yang tidak diperkuat atau di hukum.

2. Teori kebutuhan manusia
Maslow mengidentifikasi dua jenis kebutuhan, kebutuhan dasar
merupakan kebutuhan akibatr kekurangan dan meta kebutuhan, kebutuhan
untuk pertumbuhan. Setiap anak termotivasi untuk memuaskan
kebutuhan-kebutuhan dan hirarki paling bawah sebelum mencapai hirarki
paling atas. Hirarki kebutuhan yang dikembangkan oleh Maslow dan
kemudian dimodifikasi oleh Root.

3. Teori disonansi
Teori disonansi menyatakan bahwa kebutuhan untuk
memperhatikan citra diri yang positif merupakan motivasi yang sangat
kuat.

4. Teori kepribadian
Istilah motivasi umumnya digunakan untuk menggambarkan suatu
dorongan kebutuhan atau keinginan untuk melakukan sesuatu. Anak akan
termotivasi untuk makan manakala dia tidak makan dalam waktu tertentu;
pergi ke perpustakaan karena ingin mencari buku yang dibutuhkan, atau
ingin memperoleh nilai yang baik pada semua mata pelajaran agar
memperoleh rangking satu dan sebagainya. Itulah sebabnya istilah
motivasi dapat diterapkan pada perilaku di berbagai situasi.

5. Teori atribusi
Teori ini berupaya memahami penjelasan dan alasan-alasan
perilaku terutama apabila diterapkan pada keberhasilan atau kegagalan
anak
.
e. Strategi motivasi belajar
Untuk mencapai ke arah itu ada beberapa cara yang dapat dilakukan
guru dalam meninggalkan motivasi intriksik siswa.
1. Membangkitkan minat belajar
2. Mendorong rasa ingin tahu
3. menggunakan variasi metode penyajian yang menarik
4. Membantu siswa dalam merumuskan tujuan belajar.

III. Guru Sebagai Motivator Siswa
Proses pembelajaran akan berhasil manakala siswa mempunyai motivasi dalam belajar. Oleh karena itu, guru perlu menanamkan motivasi siswa. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran siswa kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan sistematis. Proses pembelajaran lebih diarahkan kepada kemampuan siswa untuk menghafal informasi. Otak siswa dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa
dituntut untuk memahami informasi tersebut dan tidak berupaya untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Akibatnya, ketika peserta didik kita lulus dari sekolah, mereka pintar secara teoritis, tetapi miskin dalam aplikasi. Untuk itu, dalam proses pembelajaran motivasi merupakan salah satu aspek dinamis yang sangat penting. Sering terjadi siswa yang kurang berprestasi bukan disebabkan oleh kurangnya kemampuan. Tetapi disebabkan oleh kurangnya motivasi untuk belajar.
Oleh karena itu, untuk memperoleh hasil belajar yang optimal, gum dituntut kreatif untuk dapat membangkitkan motivasi belajar siswa. Beberapa hal yang patut diperhatikan agar dapat membangkitkan motivasi belajar adalah sebagai berikut (1) memperjelas tujuan yang ingin dicapai, (2) membangkitkan minat siswa, (3) menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, (4) memberi pujian yang wajar terhadap keberhasilan siswa, (5) memberikan penilaian yang positif, (6) memberi komentar tentang hasil pekerjaan siswa, dan (7) menciptakan persaingan dan kerja sama.
Salah satu yang harus diperhatikan oleh guru bahwa ia sendiri adalah pelajar. Ini berarti bahwa guru harus terus-menerus belajar. Dengan cara demikian, ia akan memperkaya dirinya dengan berbagai ilmu pengetahuan sebagai bekal dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengajar dan demonstrator sehingga mampu memeragakan apa yang diajarkannya secara didaktis. Maksudnya, agar apa yang disampaikanya itu betul-betul dimiliki oleh siswa.
Juga hendaknya seorang guru mampu dan terampil dalam merumuskan dan memahami kurikulum, dan dia sendiri sebagai sumber belajar terampil dalam memberikan informasi kepada kelas. Sebagai pengajar, ia pun
harus membantu perkembangan siswa untuk dapat menerima, memahami, serta menguasai ilmu pengetahuan. Untuk itu, guru hendaknya mampu memotivasi siswa untuk senantiasa belajar dalam berbagai kesempatan. Inilah fungsi hakiki guru sebagai sosok motivator.
Guru sebagai motivator juga harus mampu membimbing dan memberi semangat siswa-siswinya dalam meraih sukses. Bersikap loyal dalam meningkatkan kualitas belajar siswanya, memaksimalkan strategi pembelajaran, menggunakan media dan sumber yang ada, serta mendorong siswa dalam semua kegiatan sehingga siswa lebih percaya diri dalam meraih asanya. Dengan demikian, sosok guru sebagai pembimbing dan motivator sangat berperan untuk kemajuan pendidikan.

IV. Peran Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa
efektif, bukan membuat Anda pusing, akan tetapi bagaimana tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan mudah dan menyenangkan.
Motivasi merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga diharapkan tujuan dapat tercapai. Dalam kegiatan belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar.
Motivasi ada dua, yaitu motivasi Intrinsik dan motivasi ektrinsik.
• Motivasi Intrinsik. Jenis motivasi ini timbul dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dorongan orang lain, tetapi atas dasar kemauan sendiri.
• Motivasi Ekstrinsik. Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan keadaan demikian siswa mau melakukan sesuatu atau belajar.
Bagi siswa yang selalu memperhatikan materi pelajaran yang diberikan, bukanlah masalah bagi guru. Karena di dalam diri siswa tersebut ada motivasi, yaitu motivasi intrinsik. Siswa yang demikian biasanya dengan kesadaran sendiri memperhatikan penjelasan guru. Rasa ingin tahunya lebih banyak terhadap materi pelajaran yang diberikan. Berbagai gangguan yang ada disekitarnya, kurang dapat mempengaruhinya agar memecahkan perhatiannya.
Lain halnya bagi siswa yang tidak ada motivasi di dalam dirinya, maka motivasi ekstrinsik yang merupakan dorongan dari luar dirinya mutlak diperlukan. Di sini tugas guru adalah membangkitkan motivasi peserta didik sehingga ia mau melakukan belajar.
Ada beberapa strategi yang bisa digunakan oleh guru untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa, sebagai berikut:
1. Menjelaskan tujuan belajar ke peserta didik.
Pada permulaan belajar mengajar seharusnya terlebih dahulu seorang guru menjelaskan mengenai Tujuan Instruksional Khusus yang akan dicapainya kepada siwa. Makin jelas tujuan maka makin besar pula motivasi dalam belajar.
2. Hadiah
Berikan hadiah untuk siswa yang berprestasi. Hal ini akan memacu semangat mereka untuk bisa belajar lebih giat lagi. Di samping itu, siswa yang belum berprestasi akan termotivasi untuk bisa mengejar siswa yang berprestasi.
3. Saingan/kompetisi
Guru berusaha mengadakan persaingan di antara siswanya untuk meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya.

4. Pujian
Sudah sepantasnya siswa yang berprestasi untuk diberikan penghargaan atau pujian. Tentunya pujian yang bersifat membangun.
5. Hukuman
Hukuman diberikan kepada siswa yang berbuat kesalahan saat proses belajar mengajar. Hukuman ini diberikan dengan harapan agar siswa tersebut mau merubah diri dan berusaha memacu motivasi belajarnya.
6. Membangkitkan dorongan kepada anak didik untuk belajar
Strateginya adalah dengan memberikan perhatian maksimal ke peserta didik.
7. Membentuk kebiasaan belajar yang baik
8. Membantu kesulitan belajar anak didik secara individual maupun kelompok
9. Menggunakan metode yang bervariasi, dan
10. Menggunakan media yang baik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran






BAB III
KESIMPULAN DAN PENUTUP
Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya dapat disimpulkan
bahwa:
1. Motivasi belajar siswa menunjukkan pengertian sebagai kekuatan
dalam diri siswa (energy) yang mendorong siswa melakukan usahausaha
mencapai tujuan belajar. Disamping itu menunjukan adanya
orientasi siswa / arah tingkah laku siswa pada pencapaian tujuan
belajar.
2. Dalam rangka meningkatkan motivasi belajar siswa, hendaknya guru
memperhatikan hal berkut ini:
a. Memiliki paradigm/pandangan positif terhadap upaya peningkatan motivasi siswa
b. Memiliki keyakinan kuat bahwa pada setiap diri siswa telah tersedia kekuatan besar (berupa motivasi belajar) untuk menunjukkan tingkah laku belajar.
c. Peran guru adalah melakukan upaya yang dapat memicu bergeraknya kekuatan/energy tersebut secara lebih tepat dan cepat
d. Yang terpenting adalah guru harus mengetahui perkembangan yang ada pada peserta didik sehingga guru dapat membantu peserta didik dengan benar dan sesuai dengan apa yang ada pada diri peserta didik.





I. Daftar Pustaka

http://vhariss.wordpress.com/2009/11/06/peran-dan-fungsi-guru/
http://gurupkn.wordpress.com/2008/04/25/peran-guru-dalam-membangkitkan-motivasi-belajar-siswa/
http://www.pembelajar.com/bahagia-menjadi-seorang-guru
McClelland, D.C : Atkinson, J.W ; Clark, R.A & Lowell, E.L. 1975. The
Achievement Motive. New York : Irvington Publishers, Inc.
http://www.anneahira.com/motivasi/index.htm

0 komentar:

Posting Komentar