Senin, 31 Oktober 2011

Anak Cemas Karena Terpisah dari Orang Tua

Anak Cemas Karena Terpisah dari Orang Tua
seorang ibu yang sedang kebingungan meng-hadapi putri bungsu kami, usia empat tahun, memiliki hambatan CP dan sekarang duduk di bangku TK.
Dalam 6 bulan terakhir, saya sering dipanggil ke sekolah karena perubahan sikap putri kami yang cenderung agresif dan sering kali melukai teman-temannya. Putri kami tersebut memang memiliki temperamen yang lebih tinggi dibandingkan dengan ketiga kakak laki-lakinya. Biasanya sikapnya masih cukup terkontrol, tetapi sekarang tampaknya semakin menjadi. Saya menjadi malu dan bingung dengan orang tua anak lain yang sering menjadi Tcorban"anak saya.
Yang ingin saya tanyakan apakah sikap agresif anak saya ada kaitannya dengan seringnya saya pergi dinas ke luar kota? Memang akhir-akhir ini saya sering kali meninggalkan anak saya dalam waktu tiga atau empat hari dalam seminggu. Mengingat saya adalah seorang "single parent". Apa yang seharusnya dapat saya lakukan?
Eni di Bandung
ADA hal yang memang harus orang tua pahami bahwa anak-anak bukanlah orang dewasa mini. Ketika anak merasakan adanya ketidaknyamanan di dalam diri biasanya akan terlihat pada perubahan perilaku yang nyata. Karena bagi se-orang anak balita, ketika berpisah dari orang tua artinya ia merasa ditinggalkan orang tua, apa pun alasannya. Mengingat cara berpikir mereka masih berada pada taraf konkret.
Memang ada sebuah konsekuensi tersendiri pada ibu-ibu bekerja yang karena tuntutan tugas harus meninggalkan si buah hati untuk sementara waktu. Adapun kondisi yang terjadi pada putri Ibu memang dapat menimbulkan kecemasan atau kondisi stres tersendiri akibat adanya perpisahan, walaupun bagi orang dewasa sifatnya sementara saja.
Perpisahan dengan orang tua merupakan suatu hal yang sangat berat bagi seorang anak. Apalagi jika antara ibu dan anak memiliki kelekatan yang sangat kuat, di mana kondisi ibu sebagai seorang single parent. Oleh karena itu, arti orang tua bagi anak menjadi sangat penting. Anak akan memiliki ikatan psikologis yang tinggi dan menganggap orang tua merupakan tempatnya untuk berlindung, tempat tercurahnya kasih sayang, pengasuhan dan perawatan. Dalam beberapa kondisf, adanya perpisahan dengan orang tua dapat menimbulkan masalah emosional. Hal ini akan berpengaruh terhadap penampilan sikap anak, mungkin menjadi pemurung, mudah tersinggung, cengeng, menarik diri, atau mungkin menjadi agresif.
Cemas berpisah
Separation merupakan suatu keadaan di mana anak terpisah dariorang tua, baik untuk sementara atau untuk seterusnya. Sejak bayi hingga usia enam bulan, anak tidak akan protes atau merasa cemas, selama kebutuhan fisik terpenuhi. Ketergantungan terhadap orang tua, terutama ibu akan muncul secara nyata pada usia tujuh bulan, di mana anak akan mulai merasakan arti keterpisahan. Dengan semakin meningkatnya usia, mereka akan semakin menyadari kehadiran atau ketidakhadiran orang tua di sampingnya. Anak akan merasa resah dan cemas ketika orang tua menjauh darinya. Keterpisahan menimbulkan kecemasan (separation anxiety) ini biasanya berlangsung dari usia tujuh bulan sampai dengan usia tiga tahun.
Adapun perpisahan sementara sering terpaksa dilakukan orang tua dengan alasan tertentu. Misalnya, seperti perjalanan dinas yang Ibu lakukan, sehingga tidak bisa membawa anak atau keluarga. Akan tetapi meskipun sifatnya sementara, anak tidak dapat menerima perpisahan ini. Mereka biasanya akan menolak atau memberontak untuk sementara waktu pada tokoh pengganti orang tua.
Tokoh pengganti
Tokoh pengganti orang tua merupakan cara terbaik yang harus dilakukan, jika kondisi kedekatan ibu dengan anak menjadi berkurang, karena sesuatu hal. Hanya, orang yang bertugas sebagai ibu pengganti (ibu psikologis) bagi anak, haruslah orang yang dapat benar-benar berperan sebagai tokoh pengganti,maka anak lambat laun akan melupakan kesedihannya. Selain itu aturan-aturan atau pola asuh yang diberikan orang tua pengganti tetap sama dengan sebelumnya, sehingga anak menjadi tidak bingung menyesuaikan diri dengan aturan-aturan yang diberikan oleh ibu penggantinya.
Sehubungan dengan kondisi putri Ibu yang mulai memperlihatkan sikap agresifnya, ada baiknya ibu memperhatikan terlebih dahulu kondisi psikologis putri Ibu, setiap ada waktu untuk lebih meningkatkan kualitas hubungan. Hal ini perlu dilakukan untuk membangun kepercayaan anak, bahwa ibu sangat mencintainya. Dengan didukung adanya ibu pengganti yang sesuai dengan harapan Ibu, diharapkan anak akan tetap merasa damai dalam menghadapi keterpisahan yang sifatnya sementara waktu.
Pada dasarnya adalah bahwa seisi rumah haruslah kompak, baik kakak-kakaknya, dan sang pengasuh dapat bahu-membahu memberikan rasa nyaman pada anak, sehingga kebutuhan rasa aman anak terpenuhi meskipun dengan berkurangnya kehadiran ibu. Apalagi hubungan kakak dan adik itu menjadi penting dan merupakan suatu yang istimewa dalam keluarga. Mereka akan memiliki kedekatan emosional yang baik. Hal ini akan menciptakan rasa saling memiliki satu sama lain.
Hubungan yang baik dalam keluarga akan menjadi "terapi" tersendiri pada anak, selain itu akanmembuat kakak-kakaknya merasa berharga. Karena telah dapat membantu saudaranya, apalagi jika saudaranya tersebut mengalami hambatan secara fisik. Ibu dapat menjelaskan pula kalau saudaranya membutuhkan perhatian yang sedikit "berbeda" mengingat keter-batasannya dan lebih banyak membutuhkan bantuan daripada orang yang normal secara fisik.
Sedangkan hubungan dengan pengasuh, sangat penting untuk membangun pengertian akan keterbatasan anak dan dituntut kesabaran yang tinggi mengingat kondisi anak. Peran pengasuh sangat besar untuk mengembalikan anak menjadi lebih damai, terutama untuk orang tua yang bekerja di luar rumah. Selain memberikan perlindungan dan kasih sayang, pengasuh pun harus diberikan pengarahan untuk kemandirian anak dengan cara tidak membantu anak secara berlebihan, sehingga menjadikan mereka manja.
Selain itu, keterpisahan sementara waktu sebetulnya diperlukan oleh seorang anak sebagai bagian proses kemandiran. Oleh karena itu, diperlukan penanganan yang tepat dari orang tua agar anak dapat menghadapi keterpisahan ini tanpa disertai rasa cemas yang berlebihan.
Namun yang perlu diingat, meskipun kita sudah mampu mengalihkan rasa aman anak pada pengasuh dan keluarga yang lain, haruslah disadari bahwa kebutuhan anak tertinggi ada dalam cinta orang tuanya.***

0 komentar:

Posting Komentar